Kamis, 27 Juni 2019

Tugas Softskill

Jika ada warga Indonesia yang sudah masuk ISIS yang ingin taubat apakah boleh diterima kembali atau tidak?
Jawaban saya Boleh, karna setiap manusia memiliki masa lalunya sendiri-sendiri terlebih lagi jika ia sudah mau bertaubat dan berubah, sebagai sesama manusia kita wajib mengampuni seseorang yang ingin berubah atau kejalan yang benar.

Selasa, 21 Mei 2019

Sportivitas Dalam Kehidupan

Menanamkan nilai sportivitas pada anak—Salah satu karakter penting yang perlu ditanamkan pada anak sejak dini adalah sikap sportif.  Sikap mau menerima sesuatu dengan lapang dada. Menerima kekalahan atau kekurangan diri sendiri. Sebaliknya mau menerima dan mengakui kelebihan dan keunggulan orang lain.Perkembangan terkini menunjukkan adanya banyak sengketa dan kisruh. Ini sering berawal dari akibat tidak menerima kelebihan dan keunggulan orang lain.  Fenomena sosial dan budaya di seputar kita juga membuktikan adanya sikap yang tidak sportif menanggapi sesuatu. Banyak orang yang sulit menerima kekurangan dirinya—Begitu pula menerima kelebihan dan keunggulan orang lain dalam kehidupan yang memang ekosistem kita ternyata dirancang semacam kompetisi laksana pertandingan sepak bola  yang cenderung menimbulkan konflik sosial.
Memang, sikap sportif adalah suatu hal yang sulit diterapkan meskipun gampang diucapkan. Perjalanan hidup kita memang suka tidak suka, sesungguhnya tak luput dari kompetisi dan persaingan. Persaingan bahkan sudah dimulai sejak dalam keluarga, disekolah—nyaris tak bisa dihindari. Bahkan sejak pemerintah Orde Baru hingga sekarang sangat suka dengan lomba-lomba—hingga diam-diam kompetisi sudah dianggap lazim berkembang biak sejak di lingkungan keluarga.
Maka sesungguhnya sejak dini seorang anak akan menjalani berbagai kompetisi, persaingan dan perlombaan. Kompetisi merebut perhatian orang tua dalam keluarga. Persaingan mendapatkan juara di kelas. Sampai pada kompetisi yang lebih besar.
Di sinilah pentingnya peran orang tua di rumah. Contoh dan keteladan orang tua menjadi soko guru utama dalam menanamkan nilai sportifitas pada anak. Pembiasaan diri bersikap mental sportif ditunjukkan kepada anak melalui pergaulan sehari-hari di lingkungan keluarga.
Indonesia tercatat dalam “Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesia” (terbitan Ditjen Kebudayaan Depdikbud, 1945), memiliki sekitar 450-500 etnis suku bangsa yang menempati sekitar 17.000 pulau, tantangan ke depan yang dihadapi Indonesia bersama pemimpinnya tidaklah ringan.
Tantangan yang tidak ringan ini sejak awal kemerdekaan RI pun sudah disadari para pendiri republik. Jadi, pada 1951 para pendiri menciptakan rangkaian kata Bhinneka Tunggal Ika dan diletakkan di bawah kaki burung Garuda, lambang negara Indonesia.
Masyarakat terbelahMaksud para pendiri republik dengan merangkaikan kata Bhinneka Tunggal Ika, lalu diletakkan di bawah kaki burung Garuda, tidak lain untuk menjelaskan kepada seluruh bangsa ini akan realitas diri Indonesia yang secara niscaya, merupakan negara bangsa yang multietnik dan/atau multikultural.
Oleh karena itu, apa pun alasannya, keberagaman itu harus diterima, dirawat, dan dilestarikan agar tidak menjadi momok yang dapat merusak kebersamaan. Namun, untuk membangun dan mengembangkan masyarakat yang beragam ini jelas tidak mudah. Tidak pelak selalu melahirkan komplikasi sosial yang rumit, yang sedikit banyak menciptakan peluang tercabik-cabiknya kebinekaan.
Realitas menunjukkan, semangat kebersamaan dalam keberagaman yang selalu dibanggakan itu ternyata sangat rawan oleh konflik kepentingan antaragama, antaretnis, dan antarbudaya. Jadi, dalam kebersamaan itu masih terus menyimpan noda yang dapat merusak keberagaman. Kemudian, yang terpotret adalah wajah bangsa yang selama ini kerap dibanggakan sebagai bangsa yang sopan, ramah, murah senyum, ternyata masih mudah terprovokasi dan terkesan sangat emosional.
Fenomena riil masyarakat yang kadang-kadang mudah terprovokasi itulah yang kemudian mencuatkan kegelisahan tentang lahirnya konflik yang bisa terjadi pada pilpres belum lama ini, jika kondisi politik tidak bisa dikendalikan. Lihat bagaimana kampanye hitam yang begitu mengganas pada setiap PEMILU
Panggung politik telah menjelma menjadi semacam arena bagi para “gladiator” politik untuk bertarung, lengkap dengan para penggembiranya. “Perang komentar” antar pendukung di media sosial yang saling menjatuhkan. Tanpa beban, para pengguna media sosial partisan melontarkan komentar apa saja demi katarsis.
Itulah yang kemudian membuat wajah politik masyarakat Indonesia pascapilpres dapat digambarkan sebagai masyarakat terbelah yang dapat menjurus pada tercabiknya-cabiknya kebinekaan.
Namun persoalannya, bagaimana supaya “keretakan-keretakan” dalam masyarakat yang terjadi bisa dirajut kembali. Bagaimana supaya dapat merajut kembali etika kebersamaan yang telah terkoyak akibat preferensi dukungan dilancarkan secara bombastis yang tentu sangat mengancam rusaknya sendi-sendi kebinekaan?
Etika KebersamaanUntuk mencegah konflik yang terjadi akibat permusuhan karena benturan kepentingan dalam kehidupan masyarakat beragam, tidak ada jalan lain yang lebih efektif selain segera mengembalikan etika kebersamaan yang humanis. Itu dimulai dengan, pertama, membangun kultur sportivitas untuk menerima kekalahan sebagai proses menuju kemenangan yang tertunda.
Sikap sportif—kultur sportivitas ini hendaknya terbangun terus dalam kehidupan sehari-ahri dalam masyarakat, seperti sikap sportif dalam menerima kelebihan dan kekurangan orang lain, supaya tidak tumbuh rasa sirik, dengki, dan iri dalam kehidupan masyarakat nan beragam ini. Karena sikap sirik, dengki, dan iri adalah sumber terdalam lahirnya konflik dalam masyarakat plural yagn memiliki banyak perbedaan seperti kegagalan dan keberhasilan yang diraih secara individu dan kelompok dalam masyarakat yang beragam.
Etika politik dalam masyarakat plural adalah mengarahkan ke hidup baik, bersama, dan untuk orang lain dalam rangka memperluas lingkup kebebasan dan membangun institusi-institusi yang adil. Institusi yang adil memungkinkan perwujudan kebebasan yang mencegah warga masyarakat atau kelompok dari perbuatan-perbuatan yang merusak kebersamaan.
Dalam hal ini, pendidikan etika, moral, budi pekerti, menjadi sangat penting. Karena semua aspek pendidikan tersebut, khususnya agama, setiap agama selalu mengajarkan kebaikan, kedamaian, dan keharmonisan antarumat beragama.
Ajaran agama mana pun pasti mendorong semua orang untuk berbuat baik dan menjauhkan diri dari kejahatan, hawa nafsu, sirik, dengki, dan iri, yang merusak kebersamaan yang tentu dapat menodai Bhinneka Tunggal Ika. Agama memotivasi setiap pemeluknya untuk mengamalkan kebaikan kepada sesama dalam semangat pengabdian dan pemuliaan kepada Yang Maha Kuasa.
Perlu disadari secara terus-menerus, bangsa Indonesia lahir dari keberagaman, yang terdiri dari sekitra 17.000 pulau, dengan banyak etnis, keyakinan, dan cara pandang. Perbedaan tersebut hanya dapat diterima dengan penuh syukur dan semua memiliki tanggung jawab untuk memelihara dan melestarikannya. Jadi, membangun kebersamaan atau membangun kembali etika kebersamaan dengan prinsip menghargai hak manusia dalam beraktivitas merupakan keharusan. Bhinneka Tunggal Ika mesti dijaga dan dilestarikan.
Itu semua menjadi tugas sekaligus catatan bagi presiden dan wakil presiden terpilih, yaitu bagaimana supaya kebersamaan masyarakat dalam kebinekaan bangsa ini tetap terbangun, bahkan semakin kokoh dan kian lestari. Pertama kali, pemimpin baru harus segera menunjukkan bahwa kepemimpinannya tidak berpihak pada kelompok agama, etnis, atau ras tertentu, tetapi benar-benar untuk seluruh warga bangsa tanpa kecuali. Di sini, pemimpin baru harus segera mengarahkan seluruh warga bangsa kepada hidup yang bersahaja dengan merajut kembali etika kebersamaan.

Kamis, 25 April 2019

Mengenal Sosok Soedirman, Jenderal Perang yang Sangat Dihormati Presiden Soekarno

Indonesia memiliki salah satu jenderal perang terbaik sepanjang sejarah. Ia adalah Jenderal Soedirman yang bahkan Presiden Soekarno pun sangat menghormatinya. Bahkan dijadikan tangan kanannya dalam berjuang menyelamatkan negeri ini dari Belanda yang ingin kembali menjajah dibantu dengan para tentara sekutu. Jenderal Soedirman berjuang mati-matian untuk membuat Indonesia terus merdeka dan diakui dunia internasional.
Mari sejenak mengenal dan mengenang kembali sosok berjasa yang ada di Indonesia ini. Tanpa beliau, Indonesia akan terpuruk dan kembali lagi ke pangkuan Belanda. Meski merdeka di tahun 1945, Belanda masing “ngotot” ingin menguasai Indonesia. Dan inilah kisah kehidupan dan perjuangan Jenderal Soedirman yang termahsyur itu.

Pemuda Cerdas yang Hidup Jauh dari Orang Tua

Sejak lahir Jenderal Soedirman tidak hidup dengan kedua orang tuanya. Ia hidup dengan  saudara dari ibunya yang bernama Raden Cokrosunaryo yang saat itu jadi camat. Jenderal Soedirman pun mendapatkan gelar raden karena dianggap sebagai anak sendiri oleh Cokrosunaryo. Sejak kecil ia dididik dengan sangat baik oleh orang tua angkatnya itu. Ia disekolahkan hingga menjadi pemuda yang sangat cerdas.
Soedirman dan Soeharto [image source]
Soedirman dan Soeharto [image source]
Dari kecil hingga berumur 18 tahun, Jenderal Soedirman tidak pernah diberitahu siapa orang tua aslinya. Ia hanya tahu jika Cokrosunaryo adalah ayah yang menyayanginya dengan tulus. Setelah mengetahui fakta ini, Jenderal Soedirman akhirnya diperkenankan untuk hidup lagi dengan keluarganya meski pada akhirnya ia lebih aktif dalam belajar setelah sang ayah asli meninggal dunia.

Seorang yang Taat dengan Nasionalisme yang Tinggi

Sejak kecil, Jenderal Soedirman sering diajarkan tentang ketaatan pada agama. Tak pelak ia selalu mengerjakan salat tepat waktu. Bahkan sering dijuluki sebagai “haji” oleh teman-temannya yang bersekolah di sekolah pribumi (hollandsch inlandsche school). Ketaatan ini terus meningkat seiring dengan pengetahuan baru dan juga bimbingan dari guru-gurunya.
Soedirman dan Soekarno [image source]
Soedirman dan Soekarno [image source]
Selama sekolah, Jenderal Soedirman banyak diajarkan tentang apa itu arti sebuah nasionalisme. Dari sini lah terpupuk rasa nasionalismenya yang sangat tinggi. Ia jadi pemuda yang mau berjuang untuk negeri ini. Bahkan ia rela melakukan apa semampunya untuk membuat perubahan yang cukup besar.

Menjadi Guru yang Tangguh dan Menyebarkan Semangat Berjuang

Pada tahun kedelapan bersekolah, Jenderal Soedirman akhirnya melanjutkan pendidikan ke Wirotomo. Di sekolah inilah pandangannya tentang penjajahan meningkat dengan tajam. Jenderal Soedirman banyak mempelajari hal-hal baru mulai dari sains, matematika, hingga Bahasa Indonesia dan Belanda yang diucapkan dengan sangat lancar. Saat berusia 19 tahun ia mulai mengajar di Wirotomo meski akhirnya harus melanjutkan kuliah ke Kweekschool.
Guru yang tangguh [image source]
Guru yang tangguh [image source]
Sayangnya masa kuliah dari Jenderal Soedirman harus berakhir setelah setahun dijalani. Beliau tidak memiliki uang lagi untuk membayar biaya kuliah yang cukup mencekik. Akhirnya dengan berberat hati, Jenderal Soedirman kembali ke Cilacap dan mengajar di sekolah dasar Muhammadiyah yang membuatnya semakin dikenal dan diakui oleh banyak masyarakat.
Kepandaian yang dimiliki oleh Jenderal Soedirman membuat seorang gadis bernama Alfiah kepincut. Akhirnya Jenderal Soedirman menikahi Alfiah yang merupakan anak dari pengusaha batik terkaya di daerah itu. Dari pernikahan ini, Jenderal Soedirman dikaruniani 3 orang anak yang bernama Didi Praptoastusi, Didi Sutjiati, dan Titi Wahjuti Setyaningrum.

Menjadi Anggota PETA Bentukan Jepang

Jenderal Soedirman pernah menjadi anggota PETA yang merupakan tentara bentukan Jepang. Ia ditunjuk sebagai komandan dan bertugas merekrut banyak anak muda di daerahnya untuk bergabung dengan PETA. Jepang melatih Soedirman bersama dengan anak pribumi lain berperang dengan harapan mampu berperang dan menghalau tentara Sekutu yang mulai gencar memburu Jepang di mana saja mereka berada.
Pernah jadi anggota PETA [image source]
Pernah jadi anggota PETA [image source]
Pergolakan tentara PETA yang ada di daerah lain membuat bawahan Jenderal Soedirman ikut memberontak. Bahkan mereka sempat membunuh satu orang Jepang. Mengetahui hal ini Jenderal Soedirman mengusahakan agar anak buahnya tidak dibunuh sebagai syarat pemberontakan akan dihentikan. Jepang menyetujui hal itu meski akhirnya mengirim mereka ke kamp konsentrasi dan dipekerjakan secara kasar.

Mulai Dipercaya Sebagai Pemimpin Perang

Setelah diasingkan ke kamp konsentrasi, Jenderal Soedirman dan anak buahnya kabur ke Jakarta. Mereka tahu Hiroshima dan Nagasaki dibom dan kemerdekaan Indonesia bisa didapatkan saat itu juga. Ia menemui Soekarno dan disuruh untuk menjabar sebagai anggota Badan Keamanan rakyat cabang Banyumas. Dari sini perjuangan Jenderal Soedirman terus berlanjut. Bahkan membuatnya menjadi orang paling dipercaya di Indonesia oleh Soekarno.
Pimpinan perang [image source]
Pimpinan perang [image source]
Karier kemiliteran dari Jenderal Soedirman menanjak dengan drastis. Bahkan ia disejajarkan dengan para petinggi militer yang lebih senior darinya. Keuletan dan perjuangan Jenderal Soedirman yang tiada batasnya membuat ia semakin bersinar. Bahkan gelar Jenderal pun tersemat di namanya sebagai penghargaan tertinggi yang bisa diberikan negeri ini untuknya.

Perang Gerilya yang Sangat Hebat

Salah satu yang paling terkenal dari Jenderal Soedirman adalah perang gerilya yang ia lakukan. Ia menempuh jarak ratusan kilometer untuk menyusun strategi perang terbaiknya untuk Belanda dan sekutu. Strategi-strategi perang yang dibuat Jenderal Soedirman akhirnya memberikan keuntungan bagi Indonesia.
Soedirman ditandu saat perang gerilya [image source]
Soedirman ditandu saat perang gerilya [image source]
Perang gerilya yang dilakukan Jenderal Soedirman membuat Belanda mati kutu. Mereka tidak tahu jika Indonesia mampu membuat strategi sehebat ini. Apa yang dilakukan oleh Jenderal Soedirman disambut baik oleh banyak warga di Indonesia. Tanpa perang ini, nasib Indonesia mungkin masih berada di ujung tanduk.

Jenderal yang Mati Muda Untuk Rakyatnya

Saat melakukan serangan gerilya, Jenderal Soedirman sebenarnya sudah mengalami sakit yang cukup parah. Ia mengidap TBC dan membuat paru-parunya menjadi rusak. Mengetahui hal ini, ia tetap berjuang demi membuat negeri ini diakui dunia. Perjuangan yang dilakukan olehnya akhirnya membuahkan hasil. Pada tanggal 27 Desember 1949 Belanda mengakui kedaulatan Indonesia secara resmi.
jenazah Jendral Soedirman [image source]
jenazah Jendral Soedirman [image source]
Sebulan berselang setelah Indonesia resmi diakui kedaulatannya. Sang jenderal yang sangat hebat ini akhirnya meninggal dunia. Penyakit parah yang menimpa dirinya ternyata mengambil nyawanya dengan cepat. Bahkan ia belum sempat menikmati negeri yang telah ia bela mati-matian hingga akhirnya diakui dunia internasional.
Inilah sekelumit kisah hidup Jenderal Soedirman yang sangat hebat itu. Meski akhirnya meninggal di usia yang muda, ia telah membawa perubahan besar bagi Indonesia. Dan kita semua harus memberikan penghormatan terbesar untuk beliau.

Selasa, 23 April 2019

Resep Semur Ayam Kecap

Kali ini aku mau bagikan rahasia resep semur ayam kecap berikut langkah-langkahnya yang cukup mudah diikuti. Sudah siap mencoba?
Semur sendiri adalah makanan Indonesia yang memiliki sejarah panjang. Masakan ini menjadi wadah berasimilasinya berbagai teknik dan budaya kuliner dari berbagai negara. Tidak hanya itu, semur juga ternyata diolah dengan berbagai jenis protein berbeda tergantung dari asal daerahnya. Masakan yang dahulunya dalam bahasa Belanda disebut dengan kata “smoor”, kini sudah menjadi masakan nasional. Semur juga menjadi masakan andalan banyak rumah tangga di Indonesia.
Kalau di kesempatan lain aku sudah pernah berbagi resep semur tahu sederhana, sebetulnya mirip dengan semur ayam kentang yang satu ini. Keduanya sama-sama memakai banyak kecap manis dan diimbangi dengan rempah-rempah yang bervariasi. Teknik memasaknya harus dengan api kecil alias simmering, supaya tidak sampai mendidih. Konon kabarnya sih teknik ini diperkenalkan oleh Belanda, tapi sekarang sudah banyak resep Indonesia yang juga menggunakan cara ini. Dengan begitu, semua rempah dan bumbu akan meresap ke dalam ayam dan menjadikan hidangan ini terasa manis, legit, sekaligus gurih.
Di bulan Ramadhan, resep semur ayam kecap ini sangat cocok untuk sahur maupun berbuka puasa. Rasanya yang penuh nostalgia dari semur ayam kecap sulit untuk dikalahkan masakan manapun. Malah satu makanan ini saja sudah cukup dengan tambahan nasi hangat ataupun tumis sayuran sehat lainnya untuk melengkapi. Sedap!

Bahan utama

  • ½ekor ayam, potong 6 bagian dan goreng hingga setengah matang
  • 3buah kentang, kupas dan potong agak besar dan goreng hingga matang
  • 1batang serai, memarkan
  • 1bungkus Royco Kaldu Ayam
  • ½butir pala, parut
  • ½sdt lada putih bubuk
  • ¼sdt garam
  • 1L air
  • 3sdm minyak sayur
  • 2sdm bawang merah goreng

Bumbu halus

  • 5siung bawang putih
  • 5butir bawang merah
  • 2cm jahe

Cara membuat

1
Tumis bumbu halus dan serai hingga harum. Masukkan ayam dan aduk rata.
2
Tambahkan kentang, Kecap Manis BangoRoyco Kaldu Ayam, pala, merica, garam, dan air. Aduk dan didihkan.
3
Kecilkan api, lanjutkan memasak hingga ayam matang dan kuah mengental.
4
Sajikan selagi hangat.

Kisah Wayang Gatot Kaca

Gatotkaca



Gatotkaca, terkenal sebagai ksatria perkasa berotot kawat bertulang besi. Ia adalah anak Bima, ibunya bernama Dewi Arimbi. Dalam pewayangan, Gatotkaca adalah seorang raja muda di Pringgadani, yang rakyatnya hampir seluruhnya terdiri atas bangsa raksasa. Negeri ini diwarisinya dari ibunya. Sebelum itu, kakak ibunya yang bernama Arimba, menjadi raja di negeri itu. Sebagai raja muda di Pringgadani, Gatotkaca banyak dibantu oleh patihnya, Brajamusti, adik Arimbi.

Begitu lahir di dunia, Gatotkaca telah membuat huru-hara. Tali pusarnya tidak dapat diputus. Berbagai macam pisau dan senjata tak mampu memotong tali pusar itu. Akhirnya keluarga Pandawa sepakat menugasi Arjuna mencari senjata ampuh untuk keperluan itu. Sementara itu para dewa pun tahu peristiwa itu. Untuk menolongnya Batara Guru mengutus Batara Narada turun ke bumi membawa senjata pemotong tali pusar Gatotkaca. Namun Batara Narada membuat kekeliruan. Senjata, yang bernama Kunta Wijayandanu, itu bukan diserahkan pada Arjuna, me-lainkan pada Karna yang wajah dan penampilannya mirip Arjuna. Untuk memperoleh senjata pemberian dewa itu Arjuna terpaksa mencoba merebutnya dari tangan Karna. Usahanya ini tak berhasil. Arjuna hanya dapat merebut sarung (warangka) senjata sakti itu. Sedangkan bilah senjata Kunta tetap dilarikan Karna. Untunglah ternyata sarung Kunta itu pun dapat digu-nakan memotong tali pusar Gatotkaca. Namun, begitu tali pusar itu putus, warangka Kunta langsung melesat masuk ke dalam pusar bayi itu.
Setelah tali pusarnya putus, atas izin Bima dan keluarga Pandawa lainnya, Gatotkaca dibawa Batara Narada ke Kahyangan untuk meng-hadapi Kala Sakipu dan Kala Pracona yang mengamuk. Mula-mula Bima dan Dewi Arimbi tidak merelakan anaknya yang baru lahir itu dibawa Narada. Namun, setelah dewa itu menjelaskan bahwa me-nurut ramalan para dewa, Kala Sakipu dan Kala Pracona memang hanya dikalahkan oleh bayi yang di-namakan Tutuka itu, Bima dan Arimbi mengizinkan.
Di kahyangan, Bayi Tutuka langsung ditaruh dihadapan kedua raksasa sakti itu. Kala Sakipu langsung memungut bayi itu dan mengunyahnya, tetapi ternyata Tutuka bukan bayi biasa. Tubuhnya tetap utuh, walaupun raksasa itu mengunyah kuat-kuat.
Karena kesal, bayi itu dibantingnya sekuat tenaga ke tanah. Tutuka pingsan.
Setelah ditinggal pergi kedua raksasa itu, Bayi Tutuka diambil olah Batara Narada, dan dimasukkan ke Kawah Candradimuka.
Di sini Gatotkaca digembleng oleh Empu Batara Anggajali. Setelah penggemblengan selesai, begitu muncul kembali dari Kawah Candradimuka, bayi itu sudah berubah ujud menjadi ksatria muda yang perkasa. Ia mengenakan Caping Basunanda, penutup kepala gaib, yang menyebabkannya tidak akan kehujanan dan tidak pula kepanasan. Ia juga mengenakan terompah Padakacarma yang jika digunakan menendang, musuhnya akan mati.
Para dewa lalu menyuruhnya berkelahi melawan bala tentara raksasa pimpinan Prabu Kala Pracona dan Patih Kala Sakipu lagi. Gatotkaca ternyata sanggup menunaikan tugas itu dengan baik. Kala Pracona dan Kala Sakipu dapat dibunuhnya.

Dalam pewayangan Gatotkaca mempunyai tiga orang istri. Istri pertamanya Dewi Pregiwa, anak Arjuna. Istrinya yang kedua Dewi Sumpani, dan yang ketiga Dewi Suryawati, putri Batara Surya. Dari perkawinan dengan Pergiwa, Gatotkaca mendapat seorang anak bernama Sasikirana. Dengan Dewi Sumpani ia mempunyai anak bernama Arya Jayasumpena. Sedangkan Suryakaca adalah anaknya dari Dewi Suryawati.

Dalam Baratayuda Gatotkaca diangkat menjadi senapati dan gugur pada hari ke-15 oleh senjata Kunta yang dilemparkan Karna. Senjata Kunta Wijayandanu itu melesat menembus perut Gatotkaca melalui pusarnya dan masuk ke dalam warangkanya. Saat berhadapan dengan Adipati Karna sebenarnya Gatotkaca sudah tahu akan bahaya yang mengancam jiwanya. Karena itu ketika Karna melemparkan senjata Kunta, ia terbang amat tinggi. Namun senjata sakti itu terus saja memburunya, sehingga akhirnya Gatotkaca gugur. Ketika jatuh ke bumi, Gatotkaca berusaha agar jatuh tepat pada tubuh Adipati Karna, tetapi senapati Kurawa itu waspada dan cepat melompat menghindar sehingga yang hancur hanyalah kereta perangnya.

Sebenarnya, sewaktu berhadapan dengan Gatotkaca, Adipati Karna enggan menggunakan senjata Kunta. Ia merencanakan hanya akan menggunakan senjata sakti itu bila nanti berhadapan dengan Arjuna. Namun ketika Prabu Anom Duryudana menyaksikan betapa Gatotkaca telah menimbulkan banyak korban dan kerusakan di pihak Kurawa, ia mendesak agar Karna menggunakan senjata pamungkas itu.
Akibatnya, sesudah Gatotkaca gugur, sebenarnya Karna sudah tidak lagi memiliki senjata sakti yang benar-benar dapat diandalkan.
Sebagai raja muda Pringgadani, Gatotkaca bergelar Prabu Anom Kacanagara. Namun, gelar ini hampir tidak pernah disebut dalam pergelaran wayang. Nama lain Gatotkaca yang lebih terkenal adalah Tutuka, Guritna, Gurubaya, Purbaya, Bimasiwi, Krincingwesi, Arimbiatmaja, dan Bimaputra. Pada Wayang Golek Purwa Sunda, ada lagi nama alias Gatotkaca, yakni Kalananata, Kancingjaya, Trincingwesi, dan Mladangtengah.
Gatotkaca amat sayang pada sepupunya, Abimanyu. Sewaktu Abimanyu hendak menikah dengan Dewi Siti Sundari, Gatotkaca banyak memberikan bantuannya.
Pengangkatan Gatotkaca sebagai penguasa Pringgadani sebenarnya tidak disetujui pamannya, Bra-jadenta. Adik Dewi Arimbi ini menganggap dirinya lebih pantas menduduki jabatan itu, karena ia le-laki, dan anak kandung Prabu Trembaka — raja Pring-gadani terdahulu. Untuk berhasilnya pemberontakan yang dilakukannya Brajadenta minta dukungan Batari Durga dan Kurawa. Namun pemberontakan ini gagal karena Brajadenta ditentang adik-adiknya, terutama Brajamusti. Brajadenta akhirnya mati bersama-sama dengan Brajamusti, ketika mereka berperang tanding. Arwah Brajadenta akhirnya menyusup ke telapak tangan kanan Gatotkaca, sedang arwah Brajamusti di tangan kirinya. Dengan demikian kesaktian Gatotkaca makin bertambah.

Gatotkaca pernah melakukan kesalahan fatal dalam hidupnya. Ia sampai hati membunuh Kalabendana, hanya karena pamannya itu mengatakan pada Dewi Utari bahwa Abimanyu akan menikah lagi dengan Dewi Utari. Padahal Kalabendana adalah pengasuhnya sejak bayi, dan amat menyayangi Gatotkaca.

Menjelang ajalnya, Kalabendana mengatakan bahwa ia tidak mau masuk ke sorga bilamana tidak bersama-sama dengan Gatotkaca. Karena itu, ketika Gatotkaca menghindari senjata Kunta Wijayanda-nu dengan cara terbang setinggi-tingginya, arwah Kalabendana mendorong senjata sakti itu sehingga dapat mencapai pusar putra kesayangan Bima itu.

Beberapa tahun menjelang Baratayuda, Gatotkaca pernah bertindak kurang bijaksana. Ia mengum-pulkan saudara-saudaranya, para putra Pandawa, untuk mengadakan latihan perang di Tegal Kurusetra. Tindakannya ini dilakukan tanpa izin dan pemberita-huan dari para Pandawa.
Baru saja latihan perang itu dimulai, datanglah utusan dari Kerajaan Astina yang dipimpin oleh Dursala, putra Dursasana, yang menuntut agar latihan perang itu segera dihentikan. Gatotkaca dan saudara-saudaranya menolak tuntutan itu. Maka terjadilah perang tanding antara Gatotkaca dengan Dursala.

Pada perang tanding itu Gatotkaca terkena pukulan Aji Gineng yang dimilliki oleh Dursala, sehingga pingsan. Ia segera diamankan oleh saudara-saudaranya, para putra Pandawa. Di tempat yang aman Antareja menyembuhkannya dengan Tirta Amerta yang dimilikinya. Gatotkaca langsung pulih seperti sedia kala. Namun, ia sadar, bahwa kesaktiannya belum bisa mengimbangi Dursala. Selain malu, Gatotkaca saat itu juga tergugah untuk menambah ilmu dan kesaktiannya.
Ia lalu berguru pada Resi Seta, putra Prabu Matswapati dari Wirata. Dari Resi Seta putra Bima itu mendapatkan Aji Narantaka. Setelah menguasai ilmu sakti itu Gatotkaca segera pergi mencari Dursala. Dalam perjalanan ia berjumpa dengan Dewi Sumpani, yang menyatakan keinginannya untuk diperistri. Gatotkaca menjawab, jika mampu menerima hantaman Aji Na rantaka, maka ia bersedia memperistri wanita cantik itu.

Berbagai Lakon yang Melibatkan Gatotkaca
1. Gatotkaca Lair (Lahirnya Gatotkaca)
2. Pregiwa – Pregiwati
3. Gatotkaca Sungging
4. Gatotkaca Sewu
5. Gatotkaca Rebutan Kikis
6. Wahyu Senapati
7. Brajadenta – Brajamusti
8. Kalabendana Lena
9. Gantotkaca Rante
10. Subadra Larung
11. Aji Narantaka
12. Gatotkaca Gugur

Dewi Sumpani ternyata mampu menahan Aji Narantaka. Sesuai janjinya, Gatotkaca lalu memperistri Dewi Sumpani. Dari perkawinan itu mereka kelak mendapat anak yang diberi nama Jayasumpena.
Keinginan Gatotkaca untuk bertemu kembali dengan Dursala akhirnya terlaksana. Dalam pertem-puran yang kedua kalinya ini, dengan Aji Narantaka itu Gatotkaca mengalahkan Dursala.
Meskipun Gatotkaca selalu dilukiskan gagah perkasa, tetapi pecinta wayang pada umumnya tidak menganggapnya memiliki kesaktian yang hebat. Dalam pewayangan, lawan-lawan Gatotkaca biasanya hanyalah raksasa-raksasa biasa, yakni Butaprepat, yang seringkali dibunuhnya dengan cara memuntir kepalanya. Dalam perang melawan raksasa, Gatotkaca selalu bahu membahu dengan Abimanyu. Gatotkaca menyambar dari udara, dan Abimanyu di darat.
Lawan-lawan Gatotkaca yang cukup sakti, hanyalah Prabu Kala Pracona, Patih Kala Sakipu, Boma Narakasura, dan Dursala.

Karena Dewi Arimbi sesungguhnya seorang raseksi (raksasa perempuan), maka dulu Gatotkaca dalam Wayang Kulit Purwa digambarkan berujud raksasa, lengkap dengan taringnya. Namun sejak Susuhunan Paku Buwana II memerintah Kartasura, penampilan peraga wayang Gatotkaca dalam seni kriya Wayang Kulit Purwa diubah menjadi ksatria tampan dan gagah, dengan wajah mirip Bima. Yang diambil sebagai pola adalah bentuk seni rupa wayang peraga Antareja tetapi diberi praba.
Nama Gatotkaca yang diberikan pada anak Bima ini berarti ‘rambut gelung bundar’. Gatot artinya se-suatu yang berbentuk bundar, sedangkan kata kaca artinya rambut. Nama itu diberikan karena waktu lahir, anak Bima itu telah bergelung rambut bundar di atas kepalanya.
Dalam seni kriya Wayang Kulit Purwa gagrak Surakarta, tokoh Gatotkaca ditampilkan dalam enam wanda, yakni wanda Kilat, Tatit, Guntur, Panglawung, Gelap, dan Dukun. Pada tahun 1960-an Ir. Sukarno, Presiden RI, menambah lagi dengan tiga wanda ciptaannya, yakni Gatotkaca wanda Guntur Geni, Guntur Prahara, dan Guntur Samodra. Pelaksanaan pembuatan wayang Gatotkaca untuk ketiga wanda itu dilakukan oleh Ki Cerma Saweda dari Surakarta.
Mengenai soal wanda ini, ada sedikit perbedaan antara seni kriya Wayang Kulit Purwa gagrak Surakarta dengan gagrak Yogyakarta. Di Surakarta, wanda-wanda Gatotkaca adalah wanda Tatit yang diciptakan oleh raja Kartasura, Paku Buwana II (1655 Saka atau 1733 Masehi). Bentuk badannya tegap, mukanya tidak terlalu tunduk, bahu belakang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kedudukan bahu depan.

Wanda Kilat diciptakan pada zaman pe-merintahan Paku Buwana I, yakni pada tahun 1627 Saka atau 1705 Masehi. Kedudukan bahu depan dan bahu belakang rata, mukanya agak tunduk tetapi tidak setunduk pada wanda Tatit, pinggangnya lebih ram-ping dan posisinya agak maju, sehingga menampilkan kesan gagah.

Wanda Gelap mempunyai kesan bentuk badan yang lebih kekar dan tegap, bahu belakang lebih tinggi dibandingkan dengan bahu depan, sedangkan mukanya lebih tunduk ke bawah dibandingkan dengan wanda Tatit. Kapan dan oleh siapa wanda ini diciptakan, tidak diketahui dengan jelas.
Gatotkaca wanda Gelap merupakan ciptaan keraton terakhir, yakni pada zaman pemerintahan Paku Buwana IV (1788 – 1820) di Surakarta. Badannya kekar dan kokoh, bahu belakang lebih tinggi dibandingkan bahu depan, dengan muka agak datar. Pinggangnya langsing seperti pada wanda Kilat.
Wanda Guntur, yang diciptakan pada tahun 1578 Saka atau 1656 Masehi, merupakan wanda Gatotkaca yang tertua dalam bentuknya yang kita kenal sekarang ini. Dulu, sebelum diciptakan peraga Gatotkaca wan-da Guntur, Wayang Kulit Purwa menggambarkan ben-tuk Gatotkaca sebagai raksasa, dengan tubuh besar, wajah raksasa, lengkap dengan taringnya.
Dengan pertimbangan bahwa wajah seorang anak tentu tidak jauh beda dengan orang tuanya, Sunan Amangkurat Seda Tegal Arum, raja Mataram, memerintahkan para penatah dan penyungging keraton untuk menciptakan bentuk baru peraga Gatotkaca dengan meninggalkan bentuk raksasa sama sekali.
Tubuh dan wajahnya dipantaskan sebagai anak Bima. Maka terciptalah bentuk baru Gatotkaca yang disebut wanda Guntur itu.

Bentuk badan Gatotkaca wanda Guntur menampilkan kesan kokoh, kuat, dengan bahu depan lebih rendah daripada bagu belakang, seolah mencerminkan sifat andap asor. Wajahnya juga memandang ke bawah, tunduk. Pinggangnya tidak seramping pinggang Gatotkaca wanda Kilat. Secara keseluruhan bentuk tubuh wanda Guntur seolah condong ke depan.


Upaya Memaksimalkan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) 


Indonesia merupakan negara dengan lautan terluas didunia. Dengan total luas perairan yang mencapai 8.800.000 km persegi atau sekitar 2/3 dari luas wilayah keseluruhan, Indonesia dikaruniai kekayaan laut yang melimpah. Indonesia memiliki garis pantai luar sepanjang 95.181 km yang merupakan terpanjang keempatdi dunia. Dengan demikian negara kepulauan terbesar di dunia tentunya memiliki potensi ekonomi yang luar biasa.


Secara kuantitatif potensi lestari perikanan Indoensia pada data tahun 2011 mencapai 6,5 juta ton per tahun. Jika dikonversikan dalam mata uang maka jumlah tersebut senilai 1,2 triliun dolar. Angka tersebut merupakan pencapaian dengan pemanfaatan sekitar 77,38 %[1].
Sayangnya potensi yang dimiliki Indonesia ini juga menjadi ancaman tersendiri. Pihak asing bisa tertarik secara oportunis untuk memanfaatkan potensi ini. Ketergiuran mereka dalam menikmati hasil laut Indonesia dapat menjadi masalah yang gawat apabila penjaga keamanan tidak menanganinya dengan serius. Sebenarnya hal ini telah menjadi polemik sejak zaman orde lama. Ketidakmampuan penjaga perbatasan NKRI dalam menjalankan tugasnya dimanfaatkan nelayan asing untuk mengambil ikan diperairan Indonesia.

Pelanggaran nelayan asing

Banyak kasus pencurian ikan yang telah terjadi di Indonesia. Tahun 2012, Direktorat Jendral Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP)Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan pemeriksaan sebanyak 4.326 kapal perikanan. Dari jumlah itu ditangkap sejumlah 112 kapal perikanan diduga melakukan tindak pelanggaran, 70 merupakan kapal ikan asing dan 42 kapal ikan Indonesia. PSDKP juga mencatat selama periode 2005-2012 sebanyak 1.277 kapal diduga melakukan illegal, unreported and unregulated (IUU), dimana 714 merupakan kapal asing dan telah  ditindaklanjuti ke dalam proses hukum (ad hoc). PSDKP menyatakan bahwa dari seluruh kapal ikan asing yang melakukan penangkapan ikan, 99,5% melakukan IUU. Apabila dinilai kerugiannya dalam satu dekade tersebut, kerugian atas pencurian oleh kapal asing sekitar Rp 30 triliun per tahun. Jika dihitung dengan harga dua dolar tiap kilogramnya, hal ini berarti ada 166 ton ikan yang hilang tiap tahunnya[2].



Menjaga perbatasan wilayah

Lemahnya sistem keamanan yang melindungi teritorial kelautan Indonesia menjadi faktor utama permasalahan tersebut. Bukti lemahnya sistem keamanan laut Indonesia adalah sampai saat ini Indonesia tidak memiliki sistem penginderaan kapal yang dikelola secara mandiri. Sebagai gambaran, apabila ada kapal melintas di Selat Malaka, yang sebagian masuk alur laut kepulauan Indonesia bagian barat, kontrol radar yang mengawasi berada di Changi, Singapura dan otomatis bisa diakses di Tokyo hingga San Fransisco.[6]

Masalah ini ditambah dengan penegakan hukum dan keamanan di Indonesia yang masih burukdan kurangnya koordinasi antar lembaga yang mempunyai andil di bidang kelautan. Belum lagi tumpang-tindih (overleapping) tugas yang beririsan antar lembaga seperti Polisi Air, Airud, Angkatan Laut, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Bea dan Cukai, hingga Adimnistrator Pelabuhan (Adpel). Kegiatan  pemeriksaan dan penangkapan kapal niaga pun menjamur, bahkan dapat mengganggu operasi pelayaran nasional. Tidak bisa dipungkiri bahwa hal ini pun dapat meningkatkan risiko terjadinya pungutan liar.

Angkatan Laut memiliki andil yang paling besar dalam menjaga teritorial kelautan Indonesia. Mereka harus memastikan tak ada satu pun kapal asing yang melewati setiap jengakal perbatasan. Sebagai tanggung jawab pelayanan, khususnya dalam hal ini petani. Angkatan Laut harus melakukan transformasi dalam penyelamatan wilayah kelautan dalam negeri.

Menanggapi hal ini TNI AL bisa memulai dengan mempersenjatai diri dan mengoptimalkan pengawasan perbatasan dengan alat navigasi termukhtakhir dan satelit.Petugas patroli laut harus selalu siap siaga menjaga perbatasan dan memastikan kegiatan penangkapan ikan yang sesuai dengan aturan yang berlaku.Pemerintah juga harus memaksimalkan operasi patroli udara yang mempunyai jangkauan lebih luas. Penggunaan pesawat dapat meningkatkan efisiensi dalam pengambilan data di seluruh Indonesia dengan waktu 51, 4 jam (dalam 7 hari). Terlebih untuk melakukan detailisasi pada daerah dengan tingkat aktivitas ilegal tinggi seperti Natuna dan Arafuru. Selain itu TNI AL harus meningkatkan daerah jangkauan patroli dimana sampai saat ini patroli laut baru mencapai 70 mil laut dari zona ekonomi eksklusif sepanjang 200 mil laut.[7]
Terkadang upaya pertahanan perbatasan kenegaraaan dapat membuat ketegangan hubungan antar negara. Namun tak seharusnya Indonesia ragu dan mengalah untuk urusan membela kesejahteraan rakyat, dalam hal ini para nelayan. Pemereintah harus berani mengambil sikap tegas agar tidak direndahkan di mata negara-negara asing. Menilik kembali upaya pertahanan wilayah perairan tahun 1965, bahkan Indonesia sempat memutuskan hubungan dengan China. Keberanian ini diputuskan karena banyak aturan-aturan hukum yang merugikan kedaulatan negara. Terlebih lagi dalam penetapan dua titik Natuna sebaga perbatasan wilayah China yang menjadikan banyak kapal-kapal berbendera asing lalu lalang melintas dengan begitu mudah di laut Indonesia.

Laut seharusnya tidak menjadi halangan bagi Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan penduduknya disatukan oleh perairan laut. Dengan demikian kebijakan-kebijakan perekonomian yang diterapkan Indonesia semestinya menggunakan pendekatan basis kelautan. Dengan keamanan yang terkendali, para nelayan pribumi tidak perlu khawatir dengan nelayan asing yang hendak mengambil alih perairan tempat mereka berlayar. Sehingga para nelayan bisa fokus untuk menekuni mata pencahariannya. Namun kedepannya hal ini juga perlu didukung dengan usaha pengembangan pemberdayaan nelayan.

Sudah saatnya mereka mengarungi samudra dengan cara yang modern. Selain mempercanggih fasilitas penangkapan ikan, pemerintah juga perlu melatih SDM penggunanya agar siap bersaing dengan nelayan asing.